Senin, 01 September 2014

Apa Yang Dimaksud Denga Praaksara

Apa Yang Dimaksud Dengan Praaksara

Pengertian Praaksara
Sebenarnya ada istilah lain untuk menamakan zaman Praaksara yaitu zaman Nirleka, Nir artinya tidak ada dan leka artinya tulisan, jadi zaman Nirleka zaman tidak adanya tulisan. Batas antara zaman Praaksara dengan zaman sejarah adalah mulai adanya tulisan. Hal ini menimbulkan suatu pengertian bahwa Praaksara adalah zaman sebelum ditemukannya tulisan, sedangkan sejarah adalah zaman setelah adanya tulisan. Berakhirnya zaman Praaksara atau dimulainya zaman sejarah untuk setiap bangsa di dunia tidak sama tergantung dari peradaban bangsa tersebut. Salah satu contoh yaitu bangsa Mesir + tahun 4000 SM masyarakatnya sudah mengenal tulisan, sehingga + tahun 4000 bangsa Mesir sudah memasuki zaman sejarahGambar berikut: Hubungan zaman praaksara dan zaman sejarahSumber informasi zaman praaksaraSumber informasi yang dapat digunakan untuk mengetahui kehidupan zaman praaksara:1. Fosil2. ArtefakFosil adalah sisa-sisa makhluk hidup yang telah membatu karena adanya proses kimiawi. Fosil merupakan peninggalan masa lampau yang sudah tertanam ratusan peninggalan masa lampau yang sudah tertanam ratusan bahkan ribuan tahun di dalam tanah.
Jenis-jenis zaman praakasara
Contoh fosil antara lain fosil manusia, fosil binatang, fosil pepohonan (tumbuhan).Gambar fosil manusiaSelain fosil yang menjadi sumber Praaksara juga terdapat artefak yaitu peninggalan masa lampau berupa alat kehidupan/hasil budaya yang terbuat dari batu, tulang, kayu dan logamGambar artefak dari batu Pembabakan zaman praaksara1.  Pembabakan Zaman Praaksara berdasarkan Geologi
Geologi adalah ilmu yang mempelajari bumi secara keseluruhan. Berdasarkan geologi, terjadinya bumi sampai sekarang dibagi ke dalam empat zaman. Zaman-zaman tersebut merupakan periodisasi atau pembabakan Praaksara yang terdiri dari:
a.   ARKAEKUM/zaman tertua
Zaman ini berlangsung kira-kira 2500 juta tahun, pada saat itu kulit bumi masih panas, sehingga tidak ada kehidupan. Dari penjelasan ini tentu Anda ingin bertanya kapan muncul kehidupan? Untuk itu simak uraian berikutnya.b.  PALEOZOIKUM/zaman primer atau zaman hidup tua
Zaman ini berlangsung 340 juta tahun. Makhluk hidup yang muncul pada zaman ini seperti mikro organisme, ikan, ampibi, reptil dan binatang yang tidak bertulang punggung. Untuk lebih mengenal bintang-binatang tersebut amatilah gambar berikut ini.c.   MESOZOIKUM/zaman sekunder atau zaman hidup pertengahan.



Kenapa Masyarakat Zaman Pra Aksara

Pengertian masyarakat Pada zaman  Praaksara
1.      Masyarakat Pada zaman  Praaksara  Masa berburu dan mengumpulkan makanan tingkat sederhana
Kehidupan penduduk pada masa ini adalah sederhana sekali, sepenuhnya tergantung pada alam lingkungannya. Mereka hidup mengembara dari satu tempat ketempat lainnya (nomaden). Daerah-daerah yang dipilihnya ialah daerah yang mengandung persediaan makanan dan air yang cukup untuk menjamin kelangsungan hidupnya. Hidup berburu dilakukan oleh kelompok kecil dan hasilnya dibagi bersama. Tugas berburu dilakukan oleh kaum laki-laki, karena pekerjaan ini memerlukan tenaga yang cukup besar untuk menghadapi segala bahaya yang mungkin terjadi. Perempuan hanya bertugas untuk menyelesaikan pekerjaan yang ringan misalnya mengumpulkan makanan dari alam sekitarnya. Hingga saat ini belum ditemukan bukti-bukti apakah manusia pada masa itu telah mengenal bahasa sebagai alat bertutur satu sama lainnya.

Walaupun bukti-bukti yang terdapat di Bali kurang lengkap, tetapi bukti-bukti yang ditemukan di Pacitan (Jawa Timur) dapatlah kiranya dijadikan pedoman. Para ahli memperkirakan bahwa alat-alat batu dari Pacitan yang sezaman dan mempunyai banyak persamaan dengan alat-alat batu dari Sembiran, dihasilkan oleh jenis manusia. Pithecanthropus erectus atau keturunannya. Kalau demikian mungkin juga alat-alat baru dari Sambiran dihasilkan oleh manusia jenis Pithecanthropus atau keturunannya.


contoh alat yang digunkan pada zaman Masa berburu dan mengumpulkan makanan tingkat sederhana
2.     Masa berburu dan mengumpulkan makanan tingkat lanjut
Pada masa berburu dan mengumpulkan makanan tingkat lanjut, di Indonesia sudah ada usaha-usaha untuk bertempat tinggal secara tidak tetap di gua-gua alam, utamanya di gua-gua paying, yang setiap saat mudah untuk ditinggalkan, jika dianggap sudah tidak memungkinkan lagi tinggal di tempat itu.

1)       Memilihara Keadaan lingkungan hutan
Api sudah dikenal sejak sebelumnya, karena sangat bermanfaat untuk berbagai keperluan hidup, seperti untuk memasak makanan, sebagai penghangat tubuh, dan untuk menghalau binatang buas pada malam hari.
Terputusnya hubungan kepulauan Indonesia dengan Asia Tenggara pada akhir masa glasial keempat, terputus pula jalan hewan yang semula bergerak leluasa menjadi lebih sempit dan terbatas, dan tenpaksa menyesuaikan din dengan lingkungan baru. Tumbuh-tumbuhan yang mula-mula ditanam adalah kacang-kacangan, mentimuri, umbi-umibian dan biji-bijian, seperti juwawut, padi, dan sebagainya.

2)     Keberadaan manusia
Ada dua ras yang mendiami Indonesia pada permulaan Kala Holosin, yaitu Austromelanesoid dan Mongoloid. Mereka berburu kerbau, rusa, gajah, dan badak, untuk dimakan.
Di bagian Barat dan utara ada sekelompok populasi dengan ciri-ciri terutama Austromelanesoid dengan hanya sedikit campuran Mongoloid. Sedangkan di Jawa hidup juga kelompok Austromelanesoid yang lebih sedikit lagi dipengaruhi oleh unsur-unsur Mongoloid. Lebih ke timur lagi, yaitu di Nusa Tenggara sekarang, terdapat pula Austromelanesoid.

3)     Teknologi
Ada tiga tradisi pokok pembuatan alat-alat pada masa Fos Plestosin, yaitu tradisi serpih bilah, tradisi alat tulang, dan tradisi kapak genggam Sumatera Persebaran alatnya meliputi Pulau Sumatera, Jawa, Sulawesi, Nusa Tenggara Timur, Maluku, dan Papua Alat tulang ditemukan di Tonkin Asia Tenggara sedangkan di Jawa ditemukan di Gua Law Semanding Tuban, di Gua Petpuruh utara Prajekait dan Sodong Marjan di Besuki. Kapak gengga Sumatera ditemukan di daerah pesisir Sumater Utara, yaitu di LhokSeumawe, Binjai, dan Tamiang.

4)    Masyarakat
Manusia yang hidup pada masa berburu dan mengumpulkan makanan tingkat lanjut, mendiami gua-gua terbuka atap gua-gua payung yang dekat dengan sumber air atau sungai sebagai sumber makanan, berupa ikan, kerang, siput, dat sebagainya. Mereka membuat lukisan lukisan di dinding gua, yang menggambarkan kegiatannya, dan juga kepercayaan masyarakat pada saat itu.


contoh lukisan goa pada masa berburu dan mengumpulakan makanan tingkat lanjut
3.     Kehidupan masyarakat berternak dan bercocok tanam


1.         Lingkungan
Kemampuan berpikir manusia untuk mempertahankan kehidupannya mulai berkembang. Mereka tidak lagi berpindah-pindah tempat untuk mencari hewan-hewan buruan, tetapi sebaliknya mereka mulai menetap dan mengolah tanah disekitarnya untuk ditanami dengan berbagai jenis tanaman yang dapat mereka makan. Selain itu, mereka mulai menjinakan hewan-hewan yang dapat membantu kebutuhan hidupnya  seperti kuda, kerbau, babi sapi, anjing dan sebagiannya. Dari pola bercocok tanam ini manusia sudah dapat menguasai alam lingkunagn serta isinya.

Kehidupan
Kehidupan manusia pada masa bercocok tanam mengalami peningkatan yang cukup pesat. Masyarakatnya telah memiliki tempat tinggal yang tetap. Kehidupan social yang dilakukan oleh masyarakat pada masa bercocok tanam ini terlihat dengan jelas melalui cara kerja dengan bergotong-royong, diantaranya adalah bersawah, merambah hutan untuk perkebunan, membangun rumah sebagai tempat tinggal dll.

Cara hidup bergotong royong ini merupakan salah satu cirri kehidupan yang bersifat agraris hingga sekarang terutama bagi masyarakat yang berada di daerah pedesaan atau pegunungan. Budaya hidup bergotong-royong masih dipertahankan. Dalam perkembangannya, pola hidup menetap telah membuat hubungan social masyrakat terjalin dan teroganisasi dengan lebih baik. Dalam perkumpulan masyarakat yang masih sederhana biasannya terdapat seorang pemimpin yang disebut kepala suku.

Pemilihan kepala suku dilakukan dengan menggunakan sistem primus inter pares   yang utama diantara yang lain, syarat-syarat untuk menjadi kepala suku di antaranya harus memiliki kesaktian, kewibawaan, dan memiliki jiwa keperwiraan.
4.    Kehidupan Manusia Purba Masa perundagian
Zaman perundagian adalah zaman di mana manusia sudah mengenal pengolahan logam. Hasil-hasil kebudayaan yang dihasilkan terbuat dari bahan logam. Adanya penggunaan logam, tidaklah berarti hilangnya penggunaan barang-barang dari batu. Pada masa perundagian, manusia masih juga menggunakan barang-barang yang berasal dari batu. Penggunaan bahan dari logam tidak begitu tersebar luas sebagaimana halnya bahan dari batu. Persediaan logam sangat terbatas. Hanya orang-orang tertentu yang memiliki barang-barang dari logam. Kemungkinan hanya orang-orang yang mampu membeli bahan-bahan tersebut. Keterbatasan persediaan tersebut memungkinkan barang-barang dari logam diperjualbelikan. Adanya perdagangan tersebut dapat diperkirakan bahwa manusia pada zaman perundagian telah mengadakan hubungan dengan luar.

A.    Sistem sosial-ekonomi Manusia Purba Masa perundagian
Masyarakat pada masa perundagian diperkirakan sudah mengenal pembagian kerja. Hal ini dapat dilihat dari pengerjaan barang-barang dari logam. Pengerjaan barang-barang dari logam membutuhkan suatu keahlian, tidak semua orang dapat mengerjakan pekerjaan ini. Selain itu, ada orang-orang tertentu yang memiliki benda-benda dari logam. Dengan demikian pada masa perundagian sudah terjadi pelapisan sosial.Bahkan bukan hanya pembuat dan pemilik, tetapi adanya pedagang yang memperjualbelikan logam.

Masyarakat Pada Zaman.
Pada masa perundagian kehidupan sosialnya sudah mengenal sistem kemasyarakatan yang sudah teratur. Masyarakat hidup diikat oleh norma-norma dan nilai. Norma-norma dan nilai-nilai ini diciptakan oleh mereka sendiri, disepakati dan dijadikan pegangan dalam menjalan kehidupannya. Sebagaimana layaknya dalam suatu sistem kemasyarakatan, pada masa ini sudah ada pemimpin dan ada masyarakat yang dipimpin. Struktur ini dikatakan ada kalau dilihat dari penemuan alat-alat untuk penguburan. Kuburan-kuburan yang ada terdapat kuburan yang diiringi dengan berbagai bekal bagi mayat.

Model kuburan ini diperkirakan hanya untuk para pemimpin. Sistem mata pencaharian pada masa perundagian sudah mengalami kemajuan. Keterikatan terhadap bahan-bahan makanan yang disediakan oleh alam mulai berkurang. Mereka mampu mengolah sumber-sumber daya yang ada di alam untuk dijadikan bahan makanan. Cara bertani berhuma sudah mulai berubah menjadi bertani dengan bersawah. Ada perbedaan dalam cara bertani berhuma dengan bersawah. Dalam bertani berhuma ada kebiasaan meninggalkan tempat olahannya, apabila tanahnya sudah tidak subur, jadi hidup mereka pun tidak menetap secara permanen.

http:amaruddinlubiskotanopanrao//
085374120606

ini lah sebuah makalah tentang Apa Yang Dimaksud Denga Praaksara  semonga bermamfaat.....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar